Rabu Rasa: Kumpul-kumpul yang Gak Bikin Ruwet
Ada kumpul-kumpul yang bikin ruwet, ada juga yang sebaliknya. Mengurai yang kusut di kepala. Rabu rasa adalah yang kedua.
Setiap kali Rabu Rasa diadakan dan waktunya pas, saya selalu menyempatkan diri untuk datang dan selalu mendapatkan rasa yang berbeda setelahnya.
Bagi saya, rasanya sulit menemukan kumpul-kumpul yang sejenis dengan Rabu Rasa. Apalagi di Jakarta yang semuanya serba cepat. Ia menjelma tempat bercerita yang nyaman tanpa siapa pun menghakimi. Dan solusi kerap hadir ketika audiens yang ingin bercerita, menceritakan kegelisahannya.
Pada Rabu Rasa Episode ke-19 lalu, temanya menarik sekali yaitu ‘Perjalanan Cahaya’. Saya kemudian menyadari bahwa setiap orang sejatinya selalu mampu untuk mendapatkan cahaya petunjuk. Hanya saja, dalam perjalanan hidup ini, tidak semua orang mampu mendapatkannya. Kang Fahd mengibaratkannya seperti botol yang tertutup sehingga tidak dapat ditembus cahaya. Yang menutupinya adalah keakuan, ego, dan semacamnya.
Ego membuat kita sulit maju. Ego membuat kita sulit berkembang.
Betapa kita dalam hidup ini kerap kali kebanyakan ngide yang akhirnya malah membuat hidup jadi sulit dan terasa berat. Padahal, jika kita merelakan diri untuk mengikuti perintah-Nya, hidup akan terasa lebih asyik dan nyaman. Karena ketika kita mengikuti perintah, tentu ada yang menjamin.
Kang Fahd juga menyinggung syair tentang cahaya dari Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Betapa kita sebagai manusia kerap kali masih seperti besi sehingga mudah dipatahkan, seperti batu sehingga mudah dipecah, dan seperti air yang masih bisa dibendung. Meskipun jadi air saja sebenarnya sudah lumayan karena tidak bisa dilukai dan ditusuk.
Namun, seyogyanya kita berusaha menjadi cahaya yang menerangi kegelapan. Cahaya yang tidak lain sumbernya ialah Sang Maha.
Manusia terdiri dari 3 komponen: Tubuh, jiwa, dan akal. Saat kita mampu meresapi tentang ‘Perjalanan Cahaya’ dari berbagai aspek, tidak hanya dari segi yang berkaitan dengan tubuh saja, tetapi juga dari aspek yang lebih mendalam dan penting, maka kita akan menjadi manusia yang lebih berkesadaran. Dan sedikit saja kita lebih sadar, kualitas hidup kita akan meningkat lebih baik.Itulah sedikitnya “rasa” yang saya bawa pulang dari Rabu Rasa pekan lalu. Sebuah kumpul-kumpul yang gak bikin ruwet malah justru mengurai yang kusut di kepala.
***
Tulisan ini pertama kali terbit di Instagram @Raburasa
Posting Komentar untuk "Rabu Rasa: Kumpul-kumpul yang Gak Bikin Ruwet"
Posting Komentar