Kehedonan Tertinggi adalah Hidup Selaras dengan Alam

Di usia yang genap 28 tahun ini, cukup banyak yang sudah saya lewati. Mulai dari peristiwa yang manis, pahit, asam, asin, hingga yang kecut (?) sudah pernah saya cicipi.

Dan semuanya itu, membawa saya pada satu filosofi yang sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Sebuah filosofi yang ditemukan oleh Zeno, seorang pedagang yang kapalnya karam hingga menghanyutkan semua barang dagangannya. Ia pun akhirnya terdampar di negeri orang.

Ya, filosofi itu bernama Stoikisme.

Sebenarnya, sudah lama saya ingin menulis tentang ini. Tentang bagaimana stoikisme membantu saya melewati pahit-manis kehidupan ini. Dan salah satu prinsip dari stoikisme yang paling membantu saya adalah tentang hidup selaras dengan alam. Inilah yang ingin saya coba kemukakan.

Hidup Selaras dengan Alam, Kenikmatan Tertinggi

Jika hedonisme diartikan sebagai gaya hidup yang memuja kenikmatan, maka saya ingin bilang bahwa kehedonan (kenikmatan) tertinggi adalah ketika kita hidup selaras dengan alam.

Ketika kita hidup selaras dengan ritme alam dan virtue (kebajikan), di situlah kita akan merasakan kebahagiaan sejati.

Sebaliknya, ketika kita hidup melawan ritme alam dan abai melatih diri untuk hidup dalam virtue, maka kita akan menemukan hidup terasa susah payah dan tidak bermakna.

Dan selaras dengan alam yang saya maksud di sini, lebih dari sekadar hidup harmonis dengan lingkungan. Lebih dari itu, selaras dengan alam berarti kita hidup menggunakan nalar/rasio.

Dalam stoikisme, alam tidak terbatas hanya pada lingkungan, tetapi termasuk juga nalar atau rasio kita.

Dengan hidup menggunakan nalar, kita bisa membawa diri kepada kebahagiaan hidup yang hakiki. Karena kita selalu mampu untuk memberi makna pada setiap peristiwa. Juga melawan interpretasi otomatis yang mengundang energi negatif.

Pada dasarnya, setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita adalah netral. Interpretasi kitalah yang kerap membuat peristiwa tersebut menjadi bahan bakar energi negatif. Dan ini bisa diatasi dengan hidup secara rasional menggunakan nalar.

Bagaimana menurutmu?