3 Insight Menarik Dari Buku Atomic Habits, Ada Apa Saja?
Pada tulisan kali ini, saya mau share sedikit insight dari buku Atomic Habits by James Clear. Setidaknya, ada 3 insight menarik yang ingin saya bahas di sini yang sangat membantu dalam membentuk kebiasaan.
James Clear sendiri adalah seorang yang sudah bertahun-tahun meneliti tentang habits dan decision-making. Ia mulai dikenal dari sebuah newsletter yang tumbuh menjadi 100.000 subscribers hanya dalam waktu 2 tahun Jadi, bisa dibilang James Clear ini adalah orang yang sangat ber de di ka si. Khusunya dalam bidang pengembangan diri.
So, let’s get started. Apa aja sih yang bisa membantu kita dalam membentuk habits?
3 Insight untuk Membentuk Habits
1. Lupakan “goals”, fokus bangun “system”
Dalam buku Atomic Habits disebutkan kalau goals dan system adalah dua hal yang berbeda. Goals atau tujuan adalah hasil yang ingin kita capai, sedangkan sistem adalah proses yang mengarah pada hasil tersebut. Dengan fokus membangun sistem, hal itu akan membawa kita lebih dekat kepada tujuan yang ingin kita raih.
Sebagai contoh, kamu mungkin punya goals untuk bisa menulis setiap hari. Hanya dengan punya goals tersebut, tidak lantas kamu bisa langsung mencapainya, bukan? Nah, di situlah peran membangun sistem. Coba pikirkan, apa saja hal yang harus dilakukan untuk mencapai goals tersebut? bisa dengan membuat waktu dan tempat khusus untuk menulis, menargetkan jumlah kata dalam sehari, dan lain-lain.
Banyak orang berfokus pada hal yang salah. Fokusnya ke tujuan terus, tapi lupa membangun sistem. Padahal, sistemlah yang akan membawa kita sampai ke tujuan. So, bangunlah sistem yang mapan, nanti, tau tau kamu sampai ke tujuan.
2. Cara-Cara Jitu Membangun Kebiasaan
Dalam buku Atomic Habits, ada 4 cara jitu yang bisa kita praktikan untuk membentuk kebiasaan baru. Yang pertama, make it obvious.
Sejatinya, setiap tindakan yang kita lakukan dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan tertentu (cues). Jadi, jika ingin membentuk kebiasaan baru, maka kita perlu memperjelas rangsangan-rangsangan yang mengarah pada hal tersebut.
Misalnya nih, kamu ingin membentuk kebiasaan membaca buku, tapi buku-buku kamu letakkan di pojok ruangan atau di tempat-tempat yang sulit digapai. Waduh, yang ada jadinya males. Ngambilnya aja butuh usaha, iya kan? Lain halnya kalau kamu menempatkan buku-buku di tempat yang mudah terlihat, pasti kamu akan lebih diingatkan untuk membaca lebih sering.
Atau, kamu ingin membentuk kebiasaan berolahraga setiap hari. Ya sudah, make it obvious! Siapkan perlengkapan olahraga kamu dari malam sebelumnya. Kalau perlu, buka kalender lalu buat rencana dan komitmen,” pada hari anu, anu, dan anu, saya akan jogging atau nge-gym.”
Kedua, Make it attractive!
Biasanya nih, semakin menarik sesuatu, semakin besar kemungkinan kita untuk mengadopsinya sebagai kebiasaan. Otak kita terlatih untuk mengadopsi hal-hal yang menarik. Dalam melakukan sesuatu yang menarik atau kita sukai, otak kita melepaskan hormon yang disebut dopamin, hal ini lah yang membuat kita merasa bahagia. Ini bisa juga kita gunakan untuk membentuk kebiasaan.
Ada tips yang bisa dilakukan dalam hal ini, yakni temptation bundling, di mana kita menggabungkan satu tindakan yang kita sukai dengan tindakan lain yang harus kita lakukan. Sebagai contoh, kita suka banget dengerin podcast yang positif kayak Daniel Mananta Network, misalnya.
Nah, kita bisa tuh melakukan kegiatan lari sore sambil dengerin podcast barusan. Atau, bisa juga kita memberi insentif pada diri sendiri, “Setelah nge-gym, I'm gonna watch Netflix!”
Ketiga, Make it easy!
Ini penting banget, nih. Make it easy! Dibuat mudah temen-temen. Lazimnya sebagai manusia, kita akan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang mudah. Semakin banyak energi yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, semakin maaaleeeees biasanya 😆 So, what should we do?
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah mindset terhadap hal yang ingin kita bangun. Daripada melihara mindset harus lari pagi, kamu bisa memulai dengan mindset “memakai sepatu lari di pagi hari”. Daripada bilang, “saya mau journaling setiap hari”, bilang aja, “saya akan membuka laptop.” Itu akan memberi kesan kepada otak bahwa apa yang ingin kita lakukan adalah hal yang mudah.
Keempat, Make it satisfying!
Terakhir, make it satisfying. Buat menyenangkan! Sebagai contoh dalam hal ini, adalah produsen pasta gigi yang mendapati bahwa demand mereka naik ketika mereka menambahkan mint ke dalam produk mereka. Rasa segar mint yang memuaskan membuat orang lebih menikmati tindakan menyikat gigi.
Contoh lain, ada pasangan yang ingin pergi liburan ke Eropa. Setiap kali mereka berhasil menghindari makan di luar, mereka transfer uang yang tadinya akan keluar untuk makan ke rekening tersebut. Melihat uang masuk ke tabungan menciptakan rasa kepuasan tersendiri. Alhasil, kebiasaan ini pun berlanjut.
So, dalam membentuk habits penting untuk membuatnya menyenangkan, karena membentuk kebiasaan bukanlah hal yang mudah, kan? Jika kita tidak dapat menikmati prosesnya, akan sulit bagi kita untuk menciptakan habits.
3. Rahasia Melacak Kebiasaan
Insight yang terakhir adalah menerapkan pelacakan habits. Kita bisa membangun situasi di mana ada konsekuensi yang harus kita tanggung setiap kali kita melewatkan kebiasaan tertentu. Untuk melakukannya, kita bisa membuat an accountability buddy. Buat kontrak dengan orang-orang terdekat.
Ada seorang pengusaha yang meminta istri dan pelatih pribadinya tanda tangan di kontrak yang memaksanya berkomitmen untuk menurunkan berat badannya. Dengan begitu, dia harus melacak asupan makanannya dan menimbang dirinya setiap minggu.
Jika dia gagal melacak asupan makanannya dia harus membayar pelatihnya sebesar $100. Sedangkan kalau ia gagal menimbang dirinya sendiri, dia harus membayar istrinya sebesar $500. Ternyata, it works temen-temen. Selain karena ia tidak mau kehilangan uang, ia juga tidak mau mengecewakan istri dan pelatihnya.
Itu tadi 3 insight yang bisa kita praktikan dalam membentuk habits. Cerita dong, pengalamanmu dalam membentuk habits!
Posting Komentar untuk "3 Insight Menarik Dari Buku Atomic Habits, Ada Apa Saja?"
Posting Komentar